RESONANSI RLC RANGKAIAN AC
Kelompok 2 :
1. Christian Gabriel Bintang Hatorangan Silaen
(2003321072)
2. Fadil Syukur (2003321075)
3. Siti Nuraviah (2003321042)
RESONANSI RLC RANGKAIAN AC
· Konsep resoanansi pada rangkaian
AC,Kriteria terjadinya resonansi dan efek resonansi pada rangkaian
Resonansi adalah suatu gejala
yangterjadi pada suatu rangkaian bolak-balik yang mengandung elemen induktor
dan kapasitor. Resonansi dalam rangkaian seri disebut resonansi seri, sedangkan
resonansi parallel (anti resonansi) adalah resonansi rangkaian paralel.
Resonansi seri terjadi bila reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif,
sedangkan Resonansi parallel terjadi bila sustansi induktif disuatu cabang sama
dengan sustansi kapasitif pada cabang lainnya.
Impedansi suatu rangkaian RLC bergantung
kepada frekuensi. Karena reaktansi induktif sebanding lurus dan reaktansi kapasitif
berbanding terbalik dengan frekuensi. Besarnya arus AC (I) yang mengalir pada
rangkaian RLC seri bergantung pada besarnya tegangan dan impedansi (Z).
Resonansi Arus AC
Arus
AC atau kepanjangan dari Alternating Curren adalah arus yang sipatnya mempunya
dua arah atau lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang tidak
memiliki sisi negatif, dan hanya mempunya ground (bumi). Arus AC biasa di
gunakan untuk tegangan listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hertz, ini
adalah tegangan standard untuk Indonesia.
Pada dasarnya, di setiap rangkaian arus AC pasti mempunyai nilai induktansi, hambatan dan kapasitas. Akan tetapi nilai hambatan, kapasitas dan induktansi tergantung pada jenis komponen di dalam rangkaian tersebut, yang dalam keadaan tertentu nilainya dapat diabaikan sedangkan pada kondisi lain tidak dapat diabaikan. Dalam arus AC, terdapat hambatan yang disebut impedansi.
(Z)
yang terdiri dari :
(1)
Hambatan Murni (R)
(2)
Hambatan Induktif (XL)
(3)
Hambatan Kapasitor (XC)
Pada rangkaian R-L-C,
terdapat 3 kemungkinan impedansi Z dengan sudut fase, yaitu :
Tegangan(V) mendahului arus (I) maka grafik V bergeser ke
kiri
Arus (I) telambat pada terhadap tegangan (V) maka grafik I
bergeser ke kanan
(2) XL < XC : rangkaian bersifat kapasitif, kuat arus mendahului tegangan
Tegangan(V) terlambat terhadap arus (I) maka grafik V
bergeser ke kanan
Arus (I) mendahului tegangan (V) maka grafik I bergeser ke
kiri
(3) XL = XC : rangkaian
bersifat resistif (terjadi resonansi), arus sefase dengan tegangan.
1)
Rangkaian seri
gambar di atas menunjukan
sebuah rangkaian listrik dengan arus bolak-balik dengan susunan seri yang
terdiri dari T sebuah tegangan arus bolak-balik, bangku kapasitor (C), Induktor
(L), Hambatan (R) dan sebuah miliamperemeter (mA).
dimana
:
R =
besarnya tahanan (Ohm)
L =
besarnya induktansi dari konduktor (Henry)
C =
besarnya kapasitansi dari kapasitor (Farad)
I =
kuat arus (Ampere)
E =
tegangan (Volt)
ω = frekuensi sudut (radian
per detik)
Dan besarnya kuat arus :
Rangkaian
listrik dimana I mencapai maksimum dan harga disebut : dalam keadaan resonansi
seri.
2) Rangkaian paralel
Gambar menunjukkan sebuah
rangkaian arus bolak-balik dengan susunan paralel dengan induktor (termasuk
hambatannya) dengan kapasitor kemudian disusun seri dengan miliamparemeter ke
sumber tegangan arus bolak-balik. Jika E tegangan efektif dari sumber tegangan,
maka kuat arus efektifnya adalah :
Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan terdapat harga I yang mencapai harga minimum. Harga arus minimum itu dapat dicapai pada saat harga :
dan besar kuat arus :
Seperti
halnya pada rangkaian seri, maka pada saat arus mencapai hargga minimum, maka
rangkaian tersebut : dalam keadaan resonansi paralel.
Catatan
:
Fenomena
Resonansi
di mana L menyatakan induktansi dalam
henry (H), C merupakan kapasitansi dalam farad (F), dan fr adalah
frekuensi resonan dalam hertz (Hz).
Rangkaian LC yang
dalam keadaan resonansi menghasilkan amplitudo tegangan keluaran maksimum bila
dibandingkan dengan amplitudo tegangan keluaran lain pada frekuensi di bawah
atau di atas frekuensi resonan tersebut. Fenomena tersebut dapat diilustrasikan
melalui gambar berikut, di mana rangkaian LC beresonan pada 1 MHz.
Meskipun kepada rangkaian resonan itu
dimasukkan banyak gelombang dengan amplitudo tegangan sama tetapi dengan
frekuensi yang berbeda-beda, efek resonansi pada rangkaian tersebut hanya
terjadi pada frekuensi 1 MHz. Pada frekuensi 1 MHz itu amplitudo tegangan
keluarannya terbesar bila dibandingkan dengan amplitudo tegangan keluaran untuk frekuensi yang
lainnya.
Ø REFERENSI
https://doazhari.blogspot.com/2015/04/resonansi.html
staff.uny.ac.id ›
percobaan-rangkaian-rlc-dan-fenomena-resonans
https://www.slideshare.net/noussevarenna/resonansi-listrik-rlc
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya Muhammad Rizaqqi Agna Shiddiq dari Kelompok 7, mau bertanya.
BalasHapusApa syarat yang harus terjadi pada rangkaian rlc agar dapat terjadi resonansi?
Saya Christian dari kel 2 mau menjawab, adapun resonansi RLC memiliki syarat tersendiri diantaranya adalah memiliki:
HapusArus maksimum (XL = XC)
Impendasi minimum (XL = XC)
Reaktansi total nol (XL = XC)
saya Salsha Afifa dari kelompok 3 mau bertanya. Bagaimana resonansi terjadi pada rangkaian arus bolak-balik?
BalasHapus