TEORI ANALISA RANGKAIAN
ANALISIS RANGKAIAN RLC
I. ARUS AC PADA RESISTOR
Jika sebuah resistor dilewati arus AC sebesar I maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar Vr = R I.
Sehingga jika arus membesar maka tegangan pada resistor juga akan membesar. Demikian sebaliknya jika I mengecil, Vr juga mengecil.
Dikatakan bahwa arus dan tegangan berjalan serempak / sefasa.
Terlihat pada gambar kiri bahwa fase arus dan tegangan berjalan serempak. Sehingga diagam fasor terlihat seperti gambar kanan.
II. ARUS AC PADA KAPASITOR
Jika sebuah kapasitor dilewati arus AC, arus Ic tersebut akan mengisi mengisi kapasitor sehingga tegangan kapasitor Vc Perlahan akan naik setinggi Vt.
Terlihat bahwa ketika ada arus konstan melewati
kapasitor, tegangan kapasitor perlahan naik. Dan ketika arus menjadi nol,
tegangan kapasitor perlahan turun lagi. Karakteristik ini memperlihatkan bahwa
tegangan dan arus tidak berjalan secara serempak / sefasa.
“ Fase tegangan kapasitor akan tertinggal terhadap fase arus sebesar 900 “
Arus yang melewati kapasitor ternyata akan menurun jika frekuensi arus AC yang lewat semakin rendah. Hal ini karena adanya reaktansi kapasitif dari kapasitor ketika dilewati arus AC. Besarnya reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi arus AC.
dimana
Xc = reaktansi kapasitif (Ohm)
f = frekuensi arus AC (Hertz)
C = kapasitas (Farad)
Jadi Xc adalah resistansi (tepatnya impedansi) dari kapasitor pada arus AC.
Terlihat bahwa semakin kecil frekuensi arus AC akan semakin besar nilai reaktansi kapasitif ini. Bahkan pada arus DC (arus dengan frekuensi nol) nilai Xc adalah tak terhingga besarnya. Jadi kapasitor hanya akan bisa melewatkan arus AC tetapi tidak arus DC.
III. INDUKTOR PADA ARUS AC
Jika sebuah induktor dilewati arus AC yang besarnya berubah setiap waktu, maka pada induktor akan terdapat tegangan induksi Vl.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa, ketika ada perubahan arus yang melewati induktor maka akan muncultegangan induksi pada induktor.Semakin besar perubahan arus terhadap waktu akan semakin memperbesar tegangan induksinya.Dari sini pula bisa kita lihat bahwa, tegangan induksi akan segera terjadi ketika ada perubahan arus selama waktu tertentu. Atau bisa dikatakan bahwa jalannya arus dan tegangan AC yang lewat induktor tidak berjalan serempak /sefasa.
“ Fase tegangan induktor akan mendahului fase arus sebesar 900 “
Tegangan induksi pada induktor tersebut akan melawan terjadinya perubahan arus dari luar. Sifat melawan ini juga akan meningkat apabila perubahan arusnya semakin cepat. Atau dikatakan ada resistansi terhadap waktu perubahan arus AC (atau frekuensi arus AC).
Atau disebut induktor mempunyai reaktansi induktif, XL.
dimana :
XL = reaktansi induktif (Ohm)
f = frekuensi arus AC (Hertz)
L = induktor (Henry)
Sehingga
Terlihat bahwa semakin kecil frekuensi arus AC, semakin kecil pula resistansi (tepatnya impedansi) dari induktor. Bahkan pada frekuensi nol, reaktansi (impedansi) menjadi nol atau seperti konduktor saja. Jadi pada arus DC (frekuensi adalah nol) sebuah induktor hanya akan berlaku seperti hanya konduktor saja.
Bentuk gelombang dan diagram fasor terlihat seperti gambar di bawah,
IV. RANGKAIAN SERI RLC
a. Analisis Rangkaian RC Seri
Pada rangkaian RC seri, kedua komponen R dan C akan dilewati arus yang sama, misalnya I. Sehingga pada R akan muncul tegangan VR dan pada C akan muncul tegangan VC, dimana
VR = R I dan VC = XC I
Jalannya fase arus dan tegangan seperti terlihat pada gambar di bawah:
Karena I adalah sama, maka diagram fasor bisa juga dinyatakan untuk impedansi sbb:
Impedansi gabungan R dan C seri adalah
Pada frekuensi tertentu, dimana XC = R, maka q = 450 yang disebut frekuensi resonansi RC (frekuensi roll-off RC), yaitu pada
Pada rangkaian RL seri, kedua komponen R dan L akan dilewati arus
yang sama,misalnya Sehingga pada R akan muncul tegangan VRdan
pada L akan muncul tegangan VL, dimana
VR = R I dan VL = XL I
Jalannya fase arus dan tegangan seperti terlihat pada gambar di bawah:
VR akan sefasa dengan I, sedang fase VL akan mendahului 900 dari fase I.
Karena I adalah sama, maka diagram fasor bisa juga dinyatakan untuk impedansi sbb:
Impedansi gabungan R dan L seri adalah
Pada frekuensi tertentu, dimana XL = R, maka q = 450yang disebut frekuensi resonansi RL (frekuensi roll-off RL), yaitu pada
C. Analisis Rangkaian LC Seri
Pada rangkaian LC seri, kedua komponen L dan C akan dilewati arus yang sama, misalnya I. Sehingga pada L akan muncul tegangan VL dan pada C akan muncul tegangan VC, dimana
VL = XL I dan VC = XC I
Jalannya fase arus dan tegangan seperti terlihat pada gambar di bawah:
VL akan mendahului fasa I sebesar 900, sedang fase VC akan ketinggalan 900 dari fase I. V adalah resultan dari VL dan VC atau
V = VL - VC
q = 900atau - 900 Atau 0
Karena I adalah sama, maka diagram fasor bisa juga dinyatakan untuk impedansi sbb:
D. Analisis Rangkaian RLC Seri
Pada rangkaian RLC seri, ketiga komponen R, L dan C akan dilewati arus yang sama, misalnya I. Sehingga pada R akan muncul tegangan VR, pada L akan muncul tegangan VL dan pada C akan muncul tegangan VC, dimana
VR = R I VL = XL I dan VC = XC I
Jalannya fase arus dan tegangan seperti terlihat pada gambar di bawah:
Fase VR akan dengan I, fase VL akan mendahului fasa I sebesar 900, sedang fase VC akan ketinggalan 900 dari fase I.
Karena I adalah sama, maka diagram fasor bisa juga dinyatakan untuk impedansi sbb:
Impedansi gabungan R, L dan C seri adalah
V. RANGKAIAN PARALEL RLC
a. Analisis Rangkaian RC Paralel
Diagram fasornya seperti terlihat pada gambar di bawah:
b. Analisis Rangkaian RL Paralel
Pada rangkaian RL paralel, kedua
komponen R dan L akan mempunyai
tegangan yang sama,
misalnya V. Arus
yang lewat R adalah IRdan pada L adalah IL, dimana
Diagram fasornya seperti terlihat pada gambar di bawah:
c. Analisis Rangkaian LC Paralel
Pada rangkaian LC paralel, kedua komponen L dan C akan mempunyai tegangan yang sama, misalnya V. Arus yang lewat L adalah IL dan pada C adalah IC, dimana
Diagram fasornya seperti terlihat pada gambar di bawah :
Sudut fase akan 00 ketika XL= XC. Yaitu pada frekuensi:
d. Analisis Rangkaian RLC Paralel
Pada
rangkaian RLC paralel,
masing - masing R, L
dan C mempunyai
tegangan yang sama, V. Sedang
arus yang lewat
R adalah IR, L adalah
IL
dan C adalah IC.
Sehingga,
Jalannya fase arus dan tegangan serta diagram fasornya seperti berikut:
Fase IR akan dengan V, fase IC akan mendahului fasa V sebesar 900, sedang fase IL akan ketinggalan 900 dari fase V
Karena V adalah sama,
maka diagram fasor
bisa juga dinyatakan
untuk seperimpedansi atau admitansi sbb:
Admitansi
gabungan R, L dan C paralel adalah ;
Pada frekuensi tertentu, dimana XL= XC, maka θ = 00 yang disebut frekuensi resonansi RLC (frekuensi roll-off RLC), yaitu pada
Apabila digrafikkan antara frekuensi dan besar nya impedansi serta sudut fasenya tampak sbb:
Pada
frekuensi rendah, nilai
impedansi kecil dan
arus besar. Ketika
frekuensi bertambah, impedansi
akan bertambah sedang
arus akan mengecil.
Tepat pada frekuensi
resonansi, impedansi akan
maksimum (sebesar R)
dan arus akan minimum
( sebesar Vt
/
R). Ketika frekuensi naik lagi, impedansi akan menurun
lagi sedang arus akan membesar lagi. Fase
juga akan berubah
dari mendekati -900 pada frekuensi
rendah, kemudian akan
mengecil mendekati 00. Tepat pada frekeunsi resonansi,
besar fase adalah 00.
Fase kemudian akan naik ke mendekati 900 ketika frekuensi naik lagi.
sumber : https://studylibid.com/doc/659411/analisis-rangkaian-rlc
Perkenalkan saya Bayu haris Merdiko dari kelompok 9,izin bertanya.
BalasHapusBerdasarkan penjelasan blog pada bagian 2 (Arus AC pada kapasitor).disitu dijelaskan bahwasanya fase Vc selalu tertingal 90° dengan fase Ic.Nah pertanyaan saya adalah,jika saya mengubah arus masukannya,yang tadinya AC menjadi DC.Apakah fase Vc akan tertinggal dengan fase Ic ataukah akan sefase.
Terimakasih
apakah frekuensi selalu konstan seperti grafik, adakah kemungkinan admitansi sangat tinggi tetapi arus juga tinggi?
BalasHapus-yusrina s
perkenalkan saya Haekal Sidik kelompok 7, izin bertanya.
BalasHapusmengenai materi di atas mengapa tegangan dan arus tidak berjalan secara sefasa, apakah ada pembuktiannya?
terima kasih